Sabtu, 20 November 2010

PROSEDUR PENGOLAHAN HASIL BELAJAR: PAN (PENILAIAN ACUAN NORMATIF) DAN INTERPRETASINYA

A.PENDAHULUAN
Setiap orang pada saat-saat tertentu harus membuat keputusan pendidikan, yaitu keputusan yang berkaitan dengan soal pendidikan, baik yang menyangkut diri sendiri ataupun orang lain. Keputusan-keputusan semacam ini dapat mempunyai ruang lingkup yang besar, seperti misalnya keputusan seorang Menteri Pendidikan dan kebudayaan tentang penerapan sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan, atau keputusan seorang Rektor tentang nilai batas lulus calon-calon mahasiswa, dapat pula mempunyai ruang lingkup yang kecil, seperti misalnya keputusan seorang ibu tentang perlu atau tidaknya mengharuskan anaknya belajar secara tetap setiap malam atau putusan seorang mahasiswa mengenai mata kuliah pilihan mana yang akan diambilnya pada suatu semester.
Untuk dapat dicapainya keputusan yang baik diperlukan informasi yang lengkap dan tepat. Informasi semacam ini akan diperoleh melalui pengukuran dan penilaian pendidikan.
Pengumpulan, pengolahan, pengaturan dan penyajian informasi pendidikan melalui pengukuran dan perlian menjadi tugas dan tanggung jawab para pendidikan. Dalam pelaksanaannya para pendidik dapat memanfaatkan jasa profesi lain, seperti jasa ahli pengukuran dan ahli komputer.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Pengertian PAN (Penilaian Acuan Normatif)
2.Ciri-Ciri PAN (Penilaian Acuan Normatif)
3.Kelebihan dan Kekurangan PAN (Penilaian Acuan Normatif)




C.PEMBAHASAN
1.Pengertian PAN (Penilaian Acuan Normatif)
Penilaian acuan normative (PAN) adalah peneliatian yang diacukan pada rata-rata kelompoknya. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemampuan siswa dalam kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan dalam menentukan derajat prestasi seorang siswa, dibandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya. Atas dasar itu akan diperoleh tiga katagori prestasi siswa, yakni di atas rata-rata kelas, sekitar rata-rata kelas, dan dibawah rata-rata kelas. Dengan kata lain, prestasi yang dicapai seorang siswa posisinya sangat bergantung pada prestasi kelompoknya.1
Pada proses belajar, penilaian acuan normative pada umumnya banyak dilakukan oleh seorang guru. Pada penilaian acuan normative, seorang guru dapat mengacu pada ketentuan atau norma yang berlaku di sekolah, daerah atau lokal, disamping juga seorang guru bisa menggunakan acuan normative nasiaonal. Untuk melakukan itu guru dapat membandingkan hasil belajar yang dapat dicapai di dalam kelas dengan acuan normative yang ada, termasuk pencapaian lulusan siswa dengan setandar nasional yang besarnya 4,26. Apabila ternyata hasil pencapaian belajar di kelas tidak berbeda secara segnifikan berarti para siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan baku.2
Yang dimaksud dengan “norma” dalam hal ini adalah kapasitas atau prestasi kelompok, sedangkan yang dimaksud dengan “kelompok” disini adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut. Jadi, pengertian “kelompok” yang dimaksud dapat berarti sejumlah siswa dalam satu kelas, sekolah, rayon, dan propinsi atau wilayah.3
Pada pendekatan acuan norma standar performan yang digunakan bersifat relatif. Artinya tingkat performan seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada posisi relatif dalam kelompoknya; Tinggi rendahnya performan seorang siswa sangat bergantung pada kondisi performan kelompoknya. Dengan kata lain standar pengukuran yang digunakan ialah norma kelompok.4

2.Ciri-Ciri PAN (Penilaian Acuan Normatif)
Penilaian acuan normative mempunyai beberapa cici-ciri yaitu sebagai berikut:
a)Tidak untuk menentukan kelulusan seseoarang, tetapi untuk menentukan rengking mahasiswa dalam kelompok tertentu
b)Untuk memetakan perbandingan antar mahasiswa: mahasiswa diberi nilai dan rengking antara satu dengan yang lain
c)Menggarisbawai hasil perbedaan prestasi antar mahasiswa
d)Hanya mengandalkan nilai tunggal dan peringkat tunggal
e)Penilaian diberikan atas dasar distribusi skor (kurva bel) dengan menggunakan satu rumus.5
3.Kelebihan dan Kekurangan PAN (Penilaian Acuan Normatif)
Keuntungan system penialaian acuan normative ini adalah
a)Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau kelompok di pendidikan tinggi
b)Asumsi bahwa tingkat kinerja yang sama diharapkaan terjadi pada setiap kelompok mahasiswa
c)Hasil kelompok tengah (mean group) cocok dengan presentase untuk setiap tahun
d)Bermanfaat untuk membandingkan mahasiswa lintas matakuliah dan memberikan hadiah atau penghargaan utama untuk sejumlah mahasiswa tertentu
e)Mendukung ide tradisional kekakuan akademis dan penggunaan setandar.

Sedangkan kekurangan penilaian acuan normative ini adalah:
a)Sedikit menyebutkan tujuan pembelajaran atau kompetensi mahasiswa: apa yng mereka ketehui atau dapat mereka lakukan
b)Sedikit menyebutkan kualitas pembelajaran
c)Tidak fair karena peringkat mahasiswa tidak hanya tergantung pada tingkat prestasi, tetapi mjuga atas prestasi mahasiswa lain
d)Tidak dapat diandalkan: mahasiswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulus pada tahun berikuutnya
e)Tidak fair, khususnya pada kelompok kecil, relative ini dapat menyebarkan peringkat, memperbesar-besar perbedaan dalam prestasi,dan menekan berbagai perbedaan
f)Kurang transparan, karena hasil penelitian akhir tidak diketahui para mahasiswa. 6
g)Kurang meningkatkan kualita shasil belajar. Jika nilai rata-rata kelompok atau kelas nya rendah, misalnya sekor 40 dari 100, maka siswa yang memperoleh nilai 45 (di atas rata-rata) sudah dikatakan baik, atau dinyatakan lulus, sebab berada di atas rata-rata kelompok atau kelas, padahal sekor 45 dari maksimum skor 100 temasuk rendah. Kelemahan yang lain adalah kurang praktis sebab harus dihitung dahulu nilai rata-rata kelas, apalagi jika jumlah siswa cukup banyak. Sistem ini kurang menggambarkan tercapainya tujuan instruksional sehingga tidak dapat dijadikan ukuran dalam menilai hasil penbelajaran. Demikian juga kriteria keberhasilan tidak tetap dan tidak pasti, bergantung pada rata-rata kelas. Dalam kontek yang lebih luas penggunaan system ini tidak dapat digunakan untuk menarik generalisasi prestasi siswa sebab rata-rata kelompok untuk kelas yang satu berbeda dengan kelas yang lain. Dengan demikian, angka 7 untuk siswa di kelas tertentu bisa berbeda maknanya dengan angka 7 di kelas yang lain. Oleh sebab itu system penilaian ini tetap digunakan dalam penilaian formatif, bukan untuk penilain sumatif. Sistem penilaian acuan normative disebut standar relative.7

D.KESIMPULAN
Jadi Penilaian acuan normative (PAN) adalah peneliatian yang diacukan pada rata-rata kelompoknya. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemampuan siswa dalam kelompoknya. Dengan kata lain, prestasi yang dicapai seorang siswa posisinya sangat bergantung pada prestasi kelompoknya.
Dan system penilaian ini Tidak untuk menentukan kelulusan seseoarang, tetapi untuk menentukan rengking mahasiswa dalam kelompok tertentu. Dikatahuinya renggking mahasiswa dalam kelompok tertentu merupakan keuntungan sistem penilaian ini sehingga sekaligus dapat diketahui pula keberhasilan pengajaran bagi semua siswa. Tetapi system penilaian ini jaga mempunyai kelemahan, yaitu kurang meningkatkan kualitas hasil belajar.

E.PENUTUP
Demikian pembahasan makalah yang kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar